SEMARANG – Chef Juna Rorimpandey masak? Pasti enak.
Meski, bahan masakannya terbilang sederhana. Yakni, ubi dan teri. Kroket ubi dan teri salmon lombok ijo.
Bahkan, wali kota hingga karyawan perusahaan rokok pun mengakui enaknya.
Itu terjadi saat Chef Juna memasak bersama Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam pembukaan keterampilan tata boga di Hotel Aruss, Semarang, Senin (29/4/2024), dilansir dari jatengprov.go.id.
Peserta acara itu mayoritas karyawan perusahaan rokok. Peserta turut mencicip dua menu makanan yang dimasak tersebut. Semua dicicipi.
Menu yang termasuk program pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) itu diantarkan ke meja para peserta.
Mbak Ita, panggilan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengaku senang melihat antusiasme peserta mengikuti pelatihan yang masuk rangkaian agenda pengelolaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tersebut.
Kota Semarang yang meraih predikat terbaik dalam pengelolaan DBHCHT se-Jawa Tengah (Jateng), Mbak Ita menuturkan, mampu menunjukkan diri sebagai daerah yang menyalurkan manfaat dari penghargaan tersebut.
“Selain pemberian langsung tunai, juga meningkatkan keterampilan-keterampilan karyawan pabrik, agar mereka punya kegiatan yang bisa menambah penghasilan,” katanya.
Selain menyalurkan manfaat dari penghargaan dana DBHCHT, acara tersebut dikemas dengan pelatihan sebagai bentuk kegiatan untuk kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, sebagai program pembinaan lingkungan sosial.
“Tadi sudah dicontohkan membuat menu makanan seperti kroket dari ubi, dan hasilnya juga enak. Inilah mereka dipacu dan diberi semangat agar mempunyai keterampilan yang lebih, di luar sebagai pekerja,” katanya.
Menurut Mbak Ita, acara serupa akan lebih dimasifkan. Itu baik berupa pelatihan-pelatihan, bantuan langsung tunai (BLT), atau kegiatan lainnya.
Termasuk, soal kesehatan. Seperti upaya mengentaskan stunting dan kemiskinan.
“Mereka antusias. Jadi, ini harus digelar sesering mungkin, bisa di ruang terbuka seperti Taman Indonesia Kaya atau Balai Kota Semarang. Kemudian, makanan-makanan yang asli Semarang,” ungkapnya.
Terkait program pangan B2SA, Mbak Ita menjelaskan, tujuannya agar pangan bergizi, sehat, murah, dan aman untuk dikonsumsi.
“Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang punya mobil laboratorium, sehingga bisa dicek kualitas bahan yang akan dimasak,” katanya. (bj12)