BRAYAT JOGJA – Raden Ajeng Kartini tidak hanya pahlawan nasional. Tapi, sekaligus simbol perjuangan seorang perempuan memperjuangkan hak-haknya.
Semangat Kartini menekankan pentingnya pendidikan bagi semua tanpa memandang gender.
Untuk itu, para perempuan diajak meningkatkan kualitas dan kesempatan.
“Mari kita tingkatkan kualitas dan kesempatan bagi perempuan di segala bidang, agar perjuangan R.A. Kartini tidak sia-sia. Dalam hal ini, kaum perempuan di Yogyakarta diharapkan mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mengakses, berpartisipasi, dan mendapat manfaat dari pembangunan,” jelas Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo dalam puncak peringatan Hari Kartini di Balai Kota Yogyakarta Kamis (2/5).
Menurutnya, Pemkot Yogyakarta bersinergi dengan lembaga masyarakat dan pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan kualitas hidup perempuan.
Salah satunya melalui pendidikan formal yang yang bisa diakses semua gender. Terutama, program wajib belajar minimal dua belas tahun.
“Program wajib belajar minimal dua belas tahun sangat penting. Terutama, bagi perempuan untuk menghindari putus sekolah,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot Yogyakarta berkomitmen dalam upaya meningkatkan kualitas hidup perempuan.
Komitmen tersebut dilaksanakan melalui Perda Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender.
Ditegaskan Singgih, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Yogyakarta pada 2023 mencapai angka 98,47. Angka itu termasuk tertinggi di Indonesia.
Sedangkan indeks pendayagunaan gender (IDG) di angka 75,70.
“Capaian ini berarti bahwa kaum perempuan semakin luas kesempatannya dalam berkiprah serta menjadi bagian penting dari proses pembangunan di Yogyakarta. Bisa sebagai perempuan di parlemen, perempuan profesional maupun sebagai perempuan penopang ekonomi,” paparnya.
Puncak peringatan Hari Kartini itu diikuti seluruh organisasi perempuan yang tergabung dalam Gerakan Organisasi Wanita (GOW) Kota Yogyakarta, Bhayangkari Kota Yogyakarta, Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana Kodim 0734/Kota Yogyakarta, Dharma Wanita Perwakilan (DWP) Kota Yogyakarta, dan PKK Kota Yogyakarta.
“Perjuangan Kartini perlu diimplementasikan pada saat ini karena banyak aspek dari perjuangannya masih relevan dalam konteks sosial, ekonomi, dan politik saat ini. Kesetaraan gender, pendidikan, untuk semua, dan partisipasi perempuan dalam berbagai bidang masih menjadi tantangan yang perlu diatasi, ” terang Ketua GOW Kota Yogyakarta Atik Wulandari.
Atik mengungkapkan, peringatan ini bertema bersinergi mewujudkan cita-cita Kartini. Tujuannya untuk mewujudkan perempuan Kota Yogyakarta yang sehat jasmani dan rohani, mendorong kemandirian kaum perempuan, dan menjadi pelopor gerakan hidup sehat. (*)